Bertujuan untuk meningkatkan keprofesionalitasan guru-guru di Indonesia, Pusat Pendidikan dan Inovasi guru se-Asia Pasifik ini akan menjadi pusat pertukaran informasi dan pendidikan dari seluruh Asia Pasifik agar dapat dimanfaatkan oleh guru-guru di Indonesia. Sebagai pilot project, SF TI dan ECU bekerja sama dengan Dinas Pendidikan daerah membangun Pusat Pendidikan dan Inovasi guru ini di Jakarta, Bali, dan Denpasar.
”Kami harap, pusat pelatihan ini akan menjadi wadah yang strategis bagi para guru di Indonesia untuk meningkatkan keprofesionalitasannya dengan menggali berbagai informasi dan inovasi dari berbagai negara di Asia Pasifik,” jelas Elan setelah penandatanganan nota kesepahaman.
Lebih lanjut, Elan mengingatkan bahwa di era tahun 1960-an lalu, kualitas guru-guru di Indonesia diakui di taraf internasional. Malaysia bahkan mengimpor guru-guru dari Indonesia untuk mengajar dan meningkatkan kualitas pendidikan negaranya. Namun sekarang, kualitas guru Indonesia sudah jauh tertinggal. ”Dengan adanya peluang pertukaran informasi dan pendidikan dari para guru dan pendidik se-Asia Pasifik, mudah-mudahan guru-guru Indonesia semakin terpacu dan nantinya dapat bersaing di dunia Internasional,” ujar Elan.
Menurut data Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005, dari sebanyak 3.014.750 tenaga pendidik -mulai tingkat TK hingga perguruan tinggi- di Indonesia, sekitar 58,35 % belum memenuhi standar kualifikasi sarjana. Sebanyak 934.680 orang hanya memiliki ijazah hingga tingkat diploma. Jumlah tenaga pendidik yang belum memenuhi kualifikasi sarjana, paling banyak ditemukan pada jenjang pendidikan SD/MI. Untuk jenjang itu, jumlah guru SD/MI yang belum memenuhi standar sarjana sebanyak 1.256.245 atau sekitar 91,06%.
0 komentar:
Posting Komentar